BANDUNG, KOMPAS.com - ”Kami menyadari potensi angkutan barang menggunakan KA. Namun, saat ini ada sejumlah bottleneck (hambatan) yang harus dihilangkan. Untuk itu, kami akan mempelajarinya dan membuat solusi terbaik untuk meningkatkan volume industri dan perdagangan,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di sela peninjauan Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) Gedebage, Selasa (1/12) di Bandung, Jawa Barat. Ia mengakui, selama ini pihak PT Kereta Api selalu mengalami berbagai kendala ketika berencana mengoptimalkan angkutan barang dari TPKB Gedebage. Kendala tersebut, antara lain, berupa tarif angkutan yang kurang kompetitif dibandingkan dengan truk serta terputusnya akses jalur KA dari Stasiun Pasoso menuju Dermaga Tanjung Priok sepanjang 2,5 kilometer. ”Saat ini proses penyambungan jalur Pasoso-Tanjung Priok masih dalam tahap pembebasan lahan,” kata Bambang. Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Departemen Perhubungan Tunjung Inderawan mengatakan, pemerintah akan melanjutkan pembangunan jalur KA Pasoso-Pelabuhan Tanjung Priok yang dianggarkan Rp 61,9 miliar. Pembangunan dimulai akhir tahun ini. Menurut Bambang, pemerintah tetap berkomitmen membuat angkutan barang dari TPKB Gedebage bisa langsung mencapai pelabuhan. Bahkan, mendekati terminal bongkar muat ke kapal. Dengan demikian, eksportir akan lebih tertarik mengirimkan barang menggunakan KA menuju Tanjung Priok. Untuk lebih menarik minat pengusaha, pihak TPKB awal Oktober juga telah memberi penawaran tarif yang lebih kompetitif dengan layanan terpadu. Layanan itu meliputi penjemputan barang dari pabrik ke TPKB dengan truk, pengangkutan dengan kereta ke Stasiun Pasoso, dan pengangkutan dari Stasiun Pasoso ke Pelabuhan Tanjung Priok. ”Kami juga menurunkan tarif layanan angkut peti kemas dari Rp 2,6 juta menjadi Rp 2,4 juta per kontainer agar bersaing dengan jasa trucking,” ujar Ahmad Sujadi, Kepala TPKB Gedebage. Bambang menilai optimalisasi angkutan barang dengan KA berpotensi menyeimbangkan arus transportasi yang selama ini terpusat di jalan raya. Selain mendatangkan keuntungan, optimalisasi KA barang sekaligus memperpanjang umur perawatan jalan. ”Kami sepenuhnya akan mendukung, baik berupa peraturan untuk memberi kemudahan bagi operator dan pengusaha maupun pembangunan sarana dan prasarana,” ujar Bambang. Pada kesempatan serupa, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar menekankan, pihaknya akan mengkaji seberapa jauh efisiensi pengiriman produksi dengan angkutan kereta.
Jasa Pengiriman Barang ke berbagai wilayah di Indonesia. Pengiriman Barang Pertamina, Pengiriman Barang Project Telkom, Angkutan Barang Pertamina, Kiriman Avgas Pertamina, Angkutan Tower Telekomunikasi,
Rabu, 06 Januari 2010
Angkutan Barang KA Akan Dioptimalkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar