Senin, 27 Mei 2013

ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API




















Angkutan barang dengan kereta api dilakukan dengan menggunakan gerbong berupa :
  • barang umum; 
  • barang khusus; 
  • bahan berbahaya dan beracun; 
  • limbah bahan berbahaya dan beracun.
Surat angkutan barang merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian pengangkutan barang maka Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib mengangkut barang yang telah dibayar biaya angkutannya oleh pengguna jasa sesuai dengan tingkat pelayanan yang dipilih dan pengguna jasa yang telah membayar biaya angkutan berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan tingkat pelayanan yang dipilih.

Penyelenggara Sarana Perkeretaapian berwenang :

  • memeriksa kesesuaian barang dengan surat angkutan barang; 
  • menolak barang angkutan yang tidak sesuai dengan surat angkutan barang; dan 
  • melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila barang yang akan diangkut merupakan barang terlarang. 
  • jika terdapat barang yang diangkut dianggap membahayakan keselamatan, ketertiban, dan kepentingan umum maka Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dapat membatalkan perjalanan kereta api. 
Pengguna jasa bertanggung jawab atas kebenaran keterangan yang dicantumkan dalam surat angkutan barang dan semua biaya yang timbul sebagai akibat keterangan yang tidak benar serta merugikan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian atau pihak ketiga menjadi beban dan tanggung jawab pengguna jasa.

Jika terjadi pembatalan keberangkatan perjalanan kereta api maka Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib mengirim barang dengan kereta api lain atau moda transportasi lain atau mengganti biaya angkutan barang.

Jika pengguna jasa membatalkan pengiriman barang dan sampai dengan batas waktu yang dijadwalkan tidak melapor kepada Penyelenggara Sarana Perkeretaapian, pengguna jasa tidak mendapat penggantian biaya angkutan barang.

Jika pengguna jasa membatalkan atau menunda pengiriman barang sebelum batas waktu keberangkatan yang dijadwalkan, biaya angkutan barang dikembalikan dan dapat dikenai denda.

Jika dalam perjalanan kereta api terdapat hambatan atau gangguan yang mengakibatkan kereta api tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai stasiun tujuan maka Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib meneruskan angkutan barang dengan kereta api lain; atau moda transportasi lain

Pada saat barang tiba di tempat tujuan, Penyelenggara Sarana Perkeretaapian segera memberitahu kepada penerima barang bahwa barang telah tiba dan dapat segera diambil dan jika kemudian terdapat biaya yang timbul karena penerima barang terlambat dan / atau lalai mengambil barang maka biaya tersebut menjadi tanggung jawab penerima barang.

Jika barang yang diangkut rusak, salah kirim atau hilang akibat kelalaian Penyelenggara Sarana Perkeretaapian maka Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib mengganti segala kerugian yang ditimbulkan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai angkutan barang dengan kereta api diatur dengan Peraturan Pemerintah.


Penjelasan :
Barang khusus adalah bahan atau benda yang sifat atau bentuknya harus diperlakukan secara khusus, antara lain :
a. muatan barang curah, misalnya semen curah dan batubara;
b. muatan barang cair, misalnya BBM dan bahan dasar gula pasir;
c. muatan yang diletakkan di atas palet;
d. muatan kaca lembaran;
e. pengangkutan barang yang memerlukan fasilitas pendingin;
f. pengangkutan tumbuh-tumbuhan dan hewan hidup; dan
g. pengangkutan kendaraan.

Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan atau benda yang karena sifat dan ciri khasnya dapat membahayakan keselamatan, kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, dan ketertiban umum.
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, dan makhluk hidup lain.

STASIUN KERETA API ANTIK

 







Jakarta – Di Indonesia, kereta sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda sebagai saran transportasi. Stasiun kereta tua yang ada sejak dulu, masih beroperasi sampai sekarang dan menjadi objek wisata sejarah.
Bagaikan pesawat dan bandara, kehadiran stasiun sangat penting bagi kereta. Di sinilah penumpang naik dan turun. Di stasiun pulalah tempat kereta beristirahat setelah lelah seharian mengantar penumpang.
Kalau kereta sering melakukan peremajaan unit, begitu pula dengan stasiun. Meski sudah ada sejak zaman penjajahan, sampai saat ini stasiun terus mengalami peremajaan. Semua ini agar stasiun tidak lapuk dan terus bisa mengikuti perkembangan zaman.
Dikumpulkan detikTravel, Kamis (20/12/2012), inilah stasiun tertua yang ada di Indonesia, berdasarkan wilayah:
1. Jakarta
Di Jakarta, ada banyak stasiun tua yang berdiri sejak kolonial Belanda hingga saat ini, salah satunya adalah Stasiun Jakarta Kota.
“Di Jabodetabek ada banyak, ada Manggarai, Jatinegara, Jakarta Kota, Tanjung Priok dan Bogor,” kata Staf Bagian Consevation Heritage Center PT KAI, Reza kepada detikTravel, Rabu (19/12/2012).
Menurutnya, stasiun-stasiun yang disebut itu adalah salah satu cagar budaya dengan arsitektur cantik.
“Bangunan tidak mengubah sama sekali, kita justru melestarikan sesuai bangunan asal, karena bangunan itu dilindungi undang-undang cagar budaya,” jelas reza.
Kalau dilihat dari tahun, seluruh stasiun itu memang terbilang tua. Sebut saja Stasiun Jakarta Kota atau BEOS. Stasiun ini sudah ada sejak tahun 1870 dan terus mengalami renovasi hingga saat ini.
Selain itu, masih ada stasiun lain yang juga termasuk tua, yaitu Tanjung Priok. Stasiun ini pertama kali dibangun pada tahun 1925, bersamaan dengan pembukaan jalur Tanjung Priok-BEOS. Selanjutnya ada Stasiun Jatinegara dan Bogor. Masing-masing stasiun ini telah ada sejak tahun 1901 dan 1872.
2. Jawa Barat
Stasiun tua lain di Indonesia ada di Jawa Barat. Provinsi ini punya beberapa stasiun bersejarah, antara lain Stasiun Bandung, Cibatu, dan Cirebon.
Stasiun tua pertama yang ada di Bandung adalah Stasiun Bandung. Stasiun ini pertama kali beroperasi pada tanggal 17 Mei 1884. Pengoperasian ini bersamaan dengan diresmikannya jalur kereta api Bandung-Jakarta, melalui Cianjur/Bogor.
Selanjutnya ada Stasiun Cibatu di Garut. Stasiun ini didirikan pada zaman kolonial Belanda, yaitu tahun 1889. Saat itu, Stasiun Cibatu adalah stasiun yang sering dijadikan lokasi pemberhentian para turis yang ingin liburan ke Garut, seperti yang ditulis situs Indonesia Heritage Railway.
Eits belum berhenti sampai di situ, masih ada 2 stasiun tua terakhir di Jawa Barat yaitu Stasiun Cirebon. Stasiun Cirebon yang terletak di Jl Siliwangi ini sering disebut sebagai stasiun antara. Ini karena sebagian besar kereta api baik jalur Utara maupun Selatan berhenti di stasiun ini. Stasiun Cirebon sudah ada sejak tahun 1912 dan dibangun oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).
3. Jawa Tengah
Stasiun tua nan bersejarah lain di Indonesia ada di Jawa Tengah. Provinsi ini punya sekitar 14 stasiun tua. Beberapa di antaranya adalah Stasiun Semarang Tawang, Semarang Poncol, Ambarawa.
Stasiun Semarang Tawang adalah salah satu stasiun tertua di Indonesia yang masih menjadi tempat naik turun penumpang. Stasiun ini pertama kali diresmikan pada tahun 1914. Sekarang, Stasiun Semarang Tawang menjadi lokasi pemberhentian kereta api kelas eksekutif dan bisnis.
Selanjutnya ada Stasiun Semarang Poncol di Jl Poncol, Semarang Utara. Stasiun ini pertama kali dibangun pada tahun 1914 dan kini menjadi tempat berhentinya kereta kelas ekonomi, seperti yang ditulis situs Indonesia Heritage Railway.
Nah, ini dia stasiun tua yang paling terkenal di Indonesia, yaitu Stasiun Ambarawa. Stasiun ini dibangun pada tahun 1873. Jalur kereta di Stasiun Ambarawa cukup spesial, karena terdapat rel khusus untuk kereta bergerigi. Saat ini, Stasiun Ambarawa berfungsi sebagai museum dan tempat mangkalnya kereta wisata.
4. DI Yogyakarta
Setelah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, stasiun tua di Indonesia juga ada di DI Yogyakarta. Provinsi ini punya stasiun bersejarah, yaitu Yogyakarta, dan Lempuyangan.
Stasiun Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu stasiun tertua di Indonesia yang berada tepat di tengah kota. Stasiun ini sudah beroperasi sejak 1887, dan ini adalah stasiun kereta api kedua yang ada di Yogyakarta setelah Stasiun Lempuyangan.
Stasiun Lempuyangan sudah berdiri jauh lebih lama dari Stasiun Yogyakarta, yaitu sekitar tahun 1872, seperti yang ditulis situs Indonesia Heritage Railway. Kalau Stasiun Yogyakarta menjadi pemberhentian kereta kelas bisnis dan eksekutif, Stasiun Lempuyangan menjadi tempat pemberhentian kereta api kelas ekonomi.
5. Jawa Timur
Provinsi terakhir yang juga punya memiliki stasiun tua nan bersejarah adalah Jawa Timur. Di Jawa Timur ada stasiun Madiun, dan Malang Kota Lama.
Stasiun Madiun adalah salah satu stasiun tua di Jawa Timur. Stasiun ini sudah ada sejak tahun 1882. Stasiun Madiun terletak di Madiun Lor, Madiun dan merupakan stasiun besar yang melayani perjalanan kereta api ke baik jalur Utara maupun jalur Selatan dengan kereta kelas ekonomi, bisnis maupun eksekutif.
Selanjutnya ada Stasiun Malang Kota Lama. Ini adalah stasiun kereta api tertua di Kota malang yang dibangun pada tahun 1879. Inilah stasiun yang menjadi persinggahan banyak traveler yang ingin mencicipi serunya bertualang di Kota Malang.

 

 

 

GELIAT ANGKUTAN BARANG


PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai penyelenggara jasa angkutan kereta api di Indonesia saat ini tengah menjadi sorotan dimana-mana. Apalagi kalau bukan karena berbagai perubahan yang dilakukan di ranah internalnya. Dimulai lewat berbagai inovasi dan pengembangan berbagai usahanya, PT KAI telah menorehkan berbagai prestasi dan penghargaan atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Angkutan penumpang yang merupakan salah satu core business PT KAI, menjadi salah satu sorotan masyarakat. Pasalnya, PT KAI telah berhasil mendisiplinkan masyarakat dalam bertransportasi kereta api, dan yang terpenting, telah berhasil ‘memanusiakan penumpang’. Dulu, kedua poin penting ini sangat sulit dicapai oleh PT KAI. Namun kini, melalui berbagai kebijakan terbaru, seperti sistem boarding, larangan merokok di dalam stasiun dan kereta api, serta ketentuan kapasitas 100% penumpang, telah mengubah deskripsi buruk perihal perkeretaapian di Indonesia. Namun, apakah bisnis PT KAI hanya seputar angkutan penumpang saja? Tentu saja tidak. Banyak potensi bisnis lain yang saat ini tengah mulai ‘digodok’ PT KAI agar kuantitas dan kualitasnya tidak kalah dengan bisnis angkutan penumpang.
Ya, setelah berhasil ‘merombak’ bisnis angkutan penumpang, khususnya angkutan kereta api jarak jauh, PT KAI kini mulai beralih untuk ‘merombak’ bisnis lain, yang salah satunya adalah angkutan barang. Siapa yang menyangka bahwa ternyata potensi angkutan barang ini sangat menggiurkan ketimbang angkutan penumpang. Selain karena kapasitas angkutnya yang lebih besar, angkutan barang juga memiliki pelanggan tersendiri yang setiap harinya sangat mengandalkan transportasi si ular besi ini.
Lantas, seperti apakah kondisi angkutan barang di PT KAI saat ini?
Potensi angkutan barang di PT KAI mulai dibangkitkan pada tahun 2009. Meski pada mulanya terdapat keraguan dan ketidakyakinan akan potensi angkutan barang, namun usaha untuk membangkitkan kembali sumber penghasilan PT KAI yang utama tersebut tetap dilakukan. Sebelum tahun 2009, saking lesunya kegiatan angkutan barang, hampir 3000 gerbong dan 100 lokomotif sudah dirucat dalam kurun waktu tahun 1998 hingga 2008, atau kurang lebih selama sepuluh tahun. Selain itu, emplasemen bongkar muat pun digunakan untuk kebutuhan lain selain angkutan barang. Yang lebih menyedihkan, kala itu PT KAI bahkan kurang memiliki kemampuan dalam mencari potensi angkutan barang, terlebih lagi dalam mencari pelanggan tetap angkutan barang.
Berdasarkan data, di tahun 2009 angkutan kontainer di Jawa hanya sekitar 500 Teus per minggu dan angkutan batubara sekitar 8-9 juta ton, di samping barang hantaran yang sangat rendah tarifnya. Total pendapatan angkutan barang saat itu hanya sekitar Rp. 1,6 Triliun.
Mulai saat itulah PT KAI mulai berinvestasi untuk membangkitkan dan memajukan usaha angkutan barang, yang salah satunya dengan pengadaan ratusan gerbong dan puluhan lokomotif serta pengembangan emplasemen bongkar muat barang. Setelah empat tahun berlalu, angkutan batubara di Divre 3 Sumatera Selatan sudah memiliki dua pelanggan swasta dan perusahaan batubara ternama, PT Bukit Asam, dengan total angkutan batubara tahun lalu sekitar 13-14 juta ton dan angkutan kontainer sekitar 3000 Teus. Selain itu, angkutan untuk barang hantaran pun naik hampir 25%, sehingga total pendapatan angkutan barang lebih dari Rp. 3 Triliun.
Setelah mulai menuai keberhasilan dalam bisnis angkutan barang tersebut, di tahun 2014/2015, PT KAI menargetkan total angkutan barang mencapai 25 juta ton, angkutan kontainer 6000 Teus per minggu, serta barang hantaran ditargetkan tumbuh sekitar 30% per tahun. Dan diharapkan, pendapatan dari angkutan barang tersebut mencapai Rp. 6 Triliun jika semua target tadi tercapai.
Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan mengatakan, “Tentunya semua mentalitas yang takut akan investasi sarana dan prasarana harus ditinggalkan.” Pernyataan tersebut tentu benar adanya. Jika menginginkan suatu perubahan untuk meningkatkan kualitas angkutan barang, rasa takut untuk berinvestasi harus disingkirkan. Justru sikap berani mengambil risiko dan mengupayakan segala macam usaha untuk mencapai keberhasilan dalam angkutan barang menjadi modal penting.
Terbukti, kini sumber pendapatan PT KAI yang utama justru berasal dari angkutan barang, bukan angkutan penumpang. Tengok saja bagaimana usaha yang dilakukan di PT KAI Divisi Regional (Divre) 3 Sumatera Selatan –yang menjadi daerah utama bisnis angkutan batubara- dalam meningkatkan pendapatan dari bisnis angkutan tersebut. Berbagai sarana dan prasarana kini tengah dibangun untuk mendukung peningkatan volume angkutan barang tersebut.
Ada lagi rencana lain dalam mengoptimalkan pendapatan dari angkutan barang yaitu angkutan hewan ternak. Bedanya, angkutan hewan ternak ini akan diselenggarakan di Pulau Jawa. Nantinya, kereta akan didesain sedemikian rupa untuk mengangkut hewan ternak seperti sapi dan kambing dari sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, untuk dipasok ke daerah di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Namun, hingga kini belum ada kepastian mengenai rencana pengadaan kereta pengangkut jewan ternak ini. Jika rencana tersebut benar-benar terealisasi, maka hal itu bisa menjadi tambahan pendapatan baru bagi PT KAI.
Ada lagi inovasi angkutan barang lain yang akan segera dilakukan oleh PT KAI, yaitu angkutan sepeda motor. Angkutan ini akan mulai dilakukan pada musim Angkutan Lebaran 2013 mendatang. Pada pelaksanaannya, angkutan sepeda motor akan mendapat PSO (Public Service Obligation) dari pemerintah senilai Rp. 172,648 miliar. Usulan PSO tersebut sudah disetujui oleh DPR pada November 2012 lalu. Diperkirakan, kemampuan kereta api untuk mengangkut sepeda motor pada masa angkutan Lebaran tahun 2013 itu mencapai 300.000 unit. Dengan ongkos hingga Rp. 280.000 per unit sepeda motor, pemudik selama ini enggan mengangkut sepeda motornya menggunakan kereta api karena dinilai terlalu mahal. Namun jika dengan PSO, paling tidak ongkos angkut sepeda motor tersebut menjadi Rp. 50.000 per unit.
Angkutan barang pada tahun 2013 ini memang akan menjadi prioritas kerja dalam operasi kereta api. Hal ini pun diamini pula oleh pemerintah yang dalam hal ini Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Pemerintah berharap pengangkutan barang melalui sarana kereta api menjadi prioritas utama. Bahkan dalam rencana Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2013 hal itu mulai dirintis dengan menambah KA khusus barang. “Kita sedang menyusun untuk mengubah haluan dan kita akan fokus ke angkutan barang,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hanggoro Budi Wiryawan. Dalam Gapeka 2013 tersebut ada penambahan 49 KA khusus untuk barang, dengan lalu lintas operasi KA barang di lintas utara sebanyak 42 perjalananan. Sebelumnya, pada Gapeka 2011, lalu lintas angkutan barang di lintas utara hanya 20 perjalanan.
Prioritas utama pengangkutan barang di Jawa untuk pengangkutan kontainer, peti kemas, BBM, semen, dan batubara. Sedangkan untuk di Sumatera Utara khusus untuk pengangkutan CPO dan BBM. Sumatera Barat khusus semen, sedangkan Sumatera Selatan untuk batubara, BBM, klinker, dan pulp. Dengan prioritas ini, target pada tahun 2016 pengangkutan jasa kereta api barang akan jauh lebih besar bila dibandingkan penumpang, yaitu angkutan penumpang 40%, dan angkutan barang 60%.
Seperti halnya buah yang ranum, potensi angkutan barang memang menggiurkan. Jika berani berinvestasi dan mengambil risiko, maka hasilnya pun akan maksimal. Pasalnya, investasi dalam pengadaan angkutan khusus barang ini memang tidak main-main, sangatlah mahal. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat untuk kemajuan pendapatan KAI, maka hal itu tentu bukanlah sesuatu yang mustahil. 

Sabtu, 25 Mei 2013

KIRIMAN PLAT BESI KS

Tanngal 14 Mei 2013, kami loading 38 lembar Plat Besi dari PT Krakatau Steel, Surabaya untuk di kirim ke Pertamina Medan, Kami menggunakan container 20 feet untuk mengirimnya.